Selasa, 26 April 2022

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran - Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9

 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran  
(Koneksi Antar Materi Modul  3.1.a.9)

Oleh :
Dewi Ati Rohmatilah
CGP- Angakatan 4 Kab. Bandung Barat  - 2021

\

    

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil ?

    Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya  baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa seorang pendidik hanya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,agar mereka dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak, serta memiliki kemampuan dalam menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Pendidik hanya mengarahkan bagaimana murid berkembang sesuai karakter, keunikan serta memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pandangan KHD terkait Pratap Triloka sebagai asas pendidikan,terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Semboyan tersebut artinya adalah di depan memberi teladan yang baik bagi muridnya, di tengah membangun motivasi, penyemangat dalam memberikan arahan  dan di belakang memberikan dukungan.

Seorang pendidik adalah pemimpin pembelajaran harus menjadi teladan bagi murid seperti dalam pengambilan keputusan. Pendidik harus dapat mengambil keputusan yang berpijak pada nilai-nilai Kebajikan serta dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana, tidak ada pihak yang dirugikan dan berpihak pada murid.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

   Setiap orang memiliki nilai-nilai kebajikan pribadi yang sudah tertanam pada dirinya. Nilai-nilai kebajikan tersebut merupakan nilai kebajikan universal seperti keadilan, tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran dan sebaginya. Nilai -nilai positif pada diri pendidik yang kuat sebaiknya dipupuk, karena keputusan yang diambil oleh pendidik akan merefelkesikan nilai-nilai kebajikan yang dimiliki pendidik tersebut. Dengan nilai-nilai positif yang dimilki pendidik hendaknya menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

    Pelaksanaan coaching dan pengambilan keputusan keduanya saling mendukung. Proses coaching membantu murid menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Proses coaching model TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dan membuat solusi pemecahan masalah secara sistematis. Coach sebagai pengarah untuk menggali potensi murid sehingga murid dapat berfikir kritis untuk menemukan solusi terbaik sebagai keputusan yang diambilnya. Peran coach hanya membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif. 
  Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Kita perlu bertanya apakah keputusan yang sudah kita ambil memperhatikan kebutuhan murid atau tidak.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

  Dalam pengambilan keputusan diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya, pendidik perlu berlatih salah satunya melakukan teknik STOP. Teknik ini dapat membantu pendidik mengelola dirinya dalam berfikir dan menganalisis masalah sehingga dapat secara sadar penuh proses pengambilan keputusan dilakukan,sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat, mengutamakan kepentingan murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
    Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, pembahasan studi kasus akan berdasarkan pada 4 paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Selain itu pendidik juga harus memiliki 9 keterampilan kepemimpinan pendukung pemimpin pembelajaran yang meliputi pengetahuan diri, manajemen waktu dan kehidupan, agen perubahan, tujuan dan usaha bersama, pengambilan keputusan beretika, pengaruh komunikasi persuasif, komunitas iklim berbudaya, transisi kepemimpinan dan perencanaan suksesi, serta  arahan yang jelas dan tegas.
     Sebagai seorang pendidik akan dihadapkan pada kasus yang berkaitan dengan dilema etika ataupun bujukan moral maka diperlukan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan yang tepat. Berkenaan dengan hal tersebu,t jika saya dihadapkan pada studi kasus dilema etika, maka saya akan melihatnya dari berbagai sudut pandang berdasarkan 4 paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dimana dasarnya adalah nilai-nilai  kebajikan yang sudah saya miliki.
      Nilai-nilai kebajikan pribadi yang dimiliki seorang pendidik akan mempengaruhi terhadap keputusan yang diambilnya, karena keputusan yang diambil merupakan refleksi dari nilai-nilai kebajikan yang dimiliki pribadi pendidik.  Jika seorang pendidik memiliki nilai-nilai positif yang kuat maka keputusan yang diambilnya akan efektif, tepat, memperhatikan kepentingan murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan serta akan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
   Pengambilan keputusan yang tepat diperlukan kecermatan dan ketelitian, dan tentunya harus dilakukan analisis masalah terlebih dahulu dari berbagai sudut pandang, karena keputusan yang diambil akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif , aman dan nyaman. Keputusan yang diambil akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan menjadi teladan bagi murid.
Pertama kita harus mencermati kasus terlebih dahulu, apakah kasus tersebut  termasuk dilema etika atau bujukan moral. Kemudian mengambil keputusan dengan pertimbangan berdasarkan 4 paradigma dilema etika . Kita harus melihat terlebih dahulu paradigma  dilema etika apa yang sedang terjadi, apakah individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan versus belas kasihan, jangka pendek versus jangka panjang. Selain itu kita juga harus melihat  3 prinsip pengambilan keputusan yang paling tepat dengan kasus yang dihadapi, apakah berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli. Selanjutnya keputusan diuji melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan meliputi:
1. mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
2. menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
4. pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/idola)
5. pengujian paradigma benar atau salah
6. prinsip pengambilan keputusan
7. investigasi opsi Trilema
8. Buat keputusan
9. Tinjau lagi keputusan dan refleksikan.
Berdasarkan uraian di atas pengambilan keputusan secara tepat dapat tercapai, pengambilan keputusan akan berdampak pada nilai-nilai yang dipegang di sekolah sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada lingkungan positif, aman dan nyaman.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
    Seorang guru akan dihadapkan pada kesulitan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika. Dilema etika membuat kita harus bijak dalam mengambil keputusan yang harus memilih antara 2 opsi dimana kedua-duanya secara moral benar, tetapi saling bertentangan. Kesulitan - kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan adalah menyamakan persepsi dalam pengambilan nilai-nilai penting dengan rekan sejawat terhadap analisis kasus yang hadapi. Untuk itu kita harus berfikir kepada pengambilan berbasis hasil akhir. Untuk itu perlunya kejelasan visi dan misi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting di sekolah agar bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran harus terampil  dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Pendiidik harus memiliki keterampilan berhubungan sosial dapat menganalisis dan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, serta mempertimbangkannya berdasarkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan, serta didukung nilai-nilai positif yang dimiliki Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran yang mengambil keputusan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.Pengambilan keputusan seperti itu tentu  akan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita.Selain itu Coaching juga sebagai salah satu strategi yang diberikan kepada murid untuk  melatih keterampilan pengambilan keputusan yang berakhir pada pengajaran yang memerdekakan, karena peran guru menuntun tumbuh kekuatan kodrat yang ada pada dirinya (murid). Coaching melatih kemampuan berpikir kritis murid dalam mencari solusi terbaik dari masalah yang dihadapi nya.
 
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pendidik harus menjadi teladan bagi murid-muridnya dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil harus berdasar pada nilai-nilai kebajikan, mengutamakan kepentingan murid serta dapat dipertanggungjawabkan. Semuanya perlu dilatih oleh pendidik, karena  pengambilan keputusan merupakan kompetensi yang perlu dilatih agar pendidik terampil dan cekatan dalam mengambil keputusan serta tidak ada pihak yang dirugikan. Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, pendidik akan lebih bijaksana, berpandangan  jauh ke depan terhadap keputusan yang diambil sehingga tidak merugikan masa depan murid-muridnya.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pratap Triloka  Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan  Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Semboyan tersebut menunjukkan bahwa seorang pendidik jika di depan harus menjadi teladan atau contoh yang baik , di tengah membangun motivasi dan memberikan arahan dalam mengembangkan bakat minat  serta di belakang memberikan dukungan bagi murid-muridnya untuk maju dan berkembang sesuai potensinya 
Pandangan KHD tentang peran pendidik sebagai penuntun tumbuhnya kekuatan kodrat murid,agar memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan terhadap masalahnya sendiri secara mandiri, dalam hal ini dilakukan melalui couching. Couching  merupakan kegiatan kolaborasi yang berfokus pada solusi  berorientasi pada hasil dan sistematis. Coaching merupakan salah satu strategi guru dalam melatih keterampilan murid agar terampil dalam pengambilan keputusan.Sebagai teladan pendidik harus terampil mengambil keputusan secara tepat.
 Pengambilan keputusan yang tepat yaitu jika keputusan berpijak pada nilai- nilai kebajikan,  memperhatikan kepentingan murid dan dapat dipertanggungjawabkan serta berdasarkan pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.  Pengambilan keputusan yang tepat juga dipengaruhi oleh  nilai-nilai kebajikan positif yang kuat  pada diri  pribadi pendidik, jika pendidik memiliki nilai-nilai kebajikan positip harus dipupuk, karena keputusan yang tepat berpengaruh terhadap 
 lingkungan yang positif, kondusif, aman 
 dan nyaman. 

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran - Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9

 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran   (Koneksi Antar Materi Modul  3.1.a.9) Oleh : Dewi Ati Rohmatilah CGP- Angakatan 4 Kab...